Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengenalan Theodolite (Pengertian, Sejarah, Jenis-jenis, Bagian-bagian, dan Cara Penggunaan)


II.1 Pengertian Theodolite
Theodolite adalah instrument atau alat ukur tanah yang dirancang untuk menentukan sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon ( detik ).
Gambar 2.1 Theodolite

Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur tanah, theodolite sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Dengan adanya teropong yang terdapat pada theodolite, maka theodolite bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan gedung, theodolite sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

II.2 Sejarah Theodolite
         Istilah diopter telah lama kadang-kadang digunakan dalam teks sebagai sinonim untuk theodolite. Berasal dari seorang tua astronomi instrumen disebut dioptra. Sebelum ke theodolit, instrumen seperti geometris persegi dan berbagai kalangan lulus dan semicircles  telah digunakan untuk memperoleh secara vertikal atau horisontal sudut pengukuran. Itu hanya soal waktu sebelum seseorang menempatkan dua pengukuran perangkat dalam satu instrumen yang dapat mengukur kedua sudut secara bersamaan. Gregorius Reisch menunjukkan sebuah instrumen dalam lampiran dari bukunya Margarita Philosophica, dia yang diterbitkan di dalam Strasburg 1512. Ini dijelaskan dalam lampiran oleh Martin Waldseemüller, sebuah topographer Rhineland dan peta, yang menjadikan perangkat ini di tahun yang sama. Waldseemüller instrumen yang disebut polimetrum.
         Pertama kemunculan kata "theodolite" ditemukan dalam survei buku J geometris praktek bernama Pantometria (1571) oleh Leonard Digges, yang telah diterbitkan anumerta oleh anaknya, Thomas Digges. Ada beberapa kebingungan tentang instrumen yang nama pada awalnya diterapkan. Beberapa mengidentifikasi awal teodolit azimut sebagai instrumen saja, sedangkan yang lain sebagai menentukan altazimuth instrumen. Dalam Digges buku, nama "theodolite" dijelaskan alat untuk mengukur sudut horisontal saja. Dia juga dijelaskan alat yang diukur baik ketinggian dan azimut, dia yang disebut sebagai instrumen topographicall. Jadi nama awalnya hanya diterapkan ke azimut instrumen dan hanya kemudian menjadi terkait dengan instrumen altazimuth. Pada tahun 1728 membandingkannya dengan ensiklopedi "graphometer" menjadi "setengah teodolit". Bahkan sebagai sebagai akhir abad ke-19, dengan alat untuk mengukur sudut horisontal hanya disebut sederhana teodolit dan instrumen altazimuth, yang biasa teodolit.
         Instrumen pertama lebih seperti teodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.
         Theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden teodolit besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Sebagai teknologi progressed, di 1840s, yang sebagian lingkaran itu vertikal diganti dengan penuh lingkaran, dan kedua vertikal dan horisontal kalangan telah lulus halus. Ini merupakan transit teodolit. Theodolites yang disesuaikan dengan waktu yang lebih luas dan berbagai mountings menggunakan. Di 1870s, yang menarik dari versi waterborne teodolit (menggunakan bandul perangkat menetralkan gelombang gerakan) telah jadian oleh Edward Samuel Ritchie. Ia digunakan oleh US Navy untuk pertama presisi survei American pelabuhan di Atlantik dan pantai Teluk.

II.3 Jenis-Jenis Theodolite
            Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite yaitu sebgai berikut :
1.  Theodolite Reiterasi ( Teodolit Sumbu Tunggal )
Pada theodolite reiterasi, plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap dan bacaan skala mendatarnya tidak bisa diatur. Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci plat nonius. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem).
Gambar 2.2 Skema konstruksi Theodolite Reiterasi

2.  Theodolite Repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkaran skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar, lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak (sumbu I). Pada jenis ini terdapat sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius. Konstruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak. Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0o, dapat ditentukan kearah bidikan / target yang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha), TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss).
Gambar 2.3 Skema konstruksi Theodolite Repetisi


3.  Theodolite Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan sistem lensa dan prisma lagi, melainkan menggunakan sistem sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama sistem analog dan kemudian harus ditransfer ke sistem angka digital. Proses penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

Gambar 2.4 Theodolite Elektro Optis
II.4 Bagian-Bagian Theodolite
Gambar 2.5 Theodolite tampak belakang
KETERANGAN :
1. Tombol micrometer                                     13. Sekrup koreksi Nivo tabung
2. Sekrup penggerak halus vertical                    14. Reflektor cahaya
3. Sekrup pengunci penggerak vertical               15. Tanda ketinggian alat
4. Sekrup pengunci penggerak horizontal           16. Slot penjepit
5. Sekrup penggerak halus horizontal                17. Sekrup pengunci Nivo Tabung Telescop
6. Sekrup pendatar Nivo                                   18. Nivo Tabung Telescop
7. Plat dasar                                                    19. Pemantul cahaya penglihatan Nivo
8. Pengunci limbus                                           20. Visir Collimator
9. Sekrup pengunci nonius                                21. Lensa micrometer
10.Sekrup penggerak halus nonius                    22. Ring focus benang diafragma
11.Ring pengatur posisi horizontal                     23. Lensa okuler
12. Nivo tabung                                               24. Ring focus okuler


ü Display/ monitor/ layar digital, untuk pembacaan skala lingkaran vertikal (V) dan horizontal (H).
§  Tombol – tombol untuk pengaturan :
Þ   Untuk mengubah bacaan sudut vertikal dari seksagesimal ke persen dan sebaliknya.
Þ    Untuk mengatur pencahayaan layar digital.
Þ    Set 0 : Pengaturan sudut horizontal untuk metoda repetisi
Þ    untuk merubah bacaan sudut horizontal secara kanan dan kiri.
Tombol (switch) ON / OFF, Untuk menghidupkan dan mematikan pesawat Penutup Tombol Pengatur.
ü Garis Bidik kasar / vizier (Vizier / alat bidik), untuk membidik objek secara kasar, yaitu untuk membidik objek agar bayangan objek atau target masuk dalam teropong.
ü Cincin Fokus, untuk mengatur diafragma, dengan memutar ke kiri atau ke kanan untuk memperjelas objek / memfokuskankan bayangan.
ü Lensa Okuler, yaitu Lensa negatif sebagai lensa mata Untuk melihat objek dengan mata, dan dengan memutar lensa ke kiri atau ke kanan dapat memperjelas garis salib sumbu.
ü Lensa Objektif : Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek / target .Lensa positif yang memberikan bayangan nyata terbalik dan diperkecil dan untuk mendekatkan bayangan objek agar terlihat lebih jelas.
ü Mikrosekrup vertikal/Sekrup penyetel halus untuk gerak vertikal, Untuk memutar atau mengarahkan teropong secara vertikal (apabila klem pengunci vertikal telah dikencangkan) dengan perlahan untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang (jika keras, jangan dipaksa).
ü Klem pengunci vertikal, untuk mengunci teropong agar tidak dapat digerakkan secara vertikal.
ü Nivo tabung, untuk menyetel posisi sumbu II pesawat secara horizontal, dan dapat diatur dengan 3 sekrup penyama rata.
ü Mikrosekrup horizontal/ sekrup penyetel halus untuk gerak horizontal, Untuk memutar teropong secara horizontal (apabila klem pengunci horizontal telah dikencangkan) untuk memposisikan objek pada perpotongan benang silang (jika keras jangan dipaksa).
ü Klem pengunci gerakan horizontal, Untuk mengunci badan pesawat agar tidak dapat diputar secara horizontal.
ü Klep pembuka tutup baterai, Untuk membuka dan memasang kotak baterai.
ü Kotak baterai, Tempat baterai yang berjumlah 4 buah, dengan jenis baterai A2 (sebelum pesawat dimasukkan ke kotaknya pastikan baterainya telah dikosongkan).
ü Badan pesawat, Untuk menempatkan bahagian – bahagian pesawat.
ü Alat duga Optik, Untuk melihat dan memposisikan sumbu I berimpit dengan titik berdiri pesawat atau titik tertentu dibumi.
ü Nivo kotak, Berfungsi untuk menyetel posisi sumbu I berada pada posisi vertical.
ü Tiga sekrup penyama rata, untuk mengatur posisi gelembung nivo berada pada titik tengah / puncak dan untuk menyeimbangkan nivo kotak guna pembuatan sumbu I vertikal.
ü Kompas magnetik, Untuk menentukan arah utara, dan dapat digunakan untuk mencari azimuth
ü Klem sumbu I, untuk pengunci sumbu I
ü Sumbu II, sebagai poros perputaran teropong terhadap sumpu putar horizontal.
ü Nivo teropong, untuk membentuk garis bidik mendatar. Pada kebanyakan theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak ada lagi.
ü Ronsel lensa tengah, untuk menggerakkan limbus dengan perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target)
ü Reflektor sinar, untuk menangkap cahaya dan memantulkannya ke mikroskop pembacaan lingkaran horisontal, sehinga bisa terbaca.
ü Microskop bacaan lingkaran horisontal A, sebagai tempat pembacaan arah horizontal.
ü Skrup penggerak halus alhidade horisontal, untuk menggerakkan teropong arah horizontal dengan perlahan pada saat klem horisontal dikunci
ü Penggerak halus limbus, untuk menggerakkan limbus dengan perlahan pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target).
ü Plat Dasaran / tatakan, sebagai plat penyangga seluruh bagian alat atau tempat bertumpunya pesawat theodolite
ü Kepala statif merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan pesawat theodolite.
ü Kaki Statif : bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya pesawat Theodolite. Bagian bawahnya berbentuk lancip,berfungsi supaya kaki statif menancap ke tanah dengan kuat agar pesawat tidak jatuh.
ü  Penggantung unting – unting, untuk memasang tali unting-unting.
ü Baut Instrumen : Pengencang antara pesawat theodolite dan statif
ü Skrup koreksi nivo alhidade horizontal, untuk menyeimbangkan nivo Alhidade horizontal.
ü Mikroskop pembagian Lingkaran Horizontal B, untuk membaca sudut lingkaran horizontal.
ü Ring pelindung diafragma, sebagai pelindung diafragma.
ü Mikroskop pembacaan lingkaran vertikal  sebagai tempat pembacaan lingkaran vertikal.
ü Tabung sinar membantu menyinari lingkaran vertikal
ü Piringan lingkaran vertikal adalah piringan dari metal atau kaca tempat skala lingkaran. Lingkaran ini berputar bersama teropong dan dilindungi oleh alhidade vertical.

II.5 Cara Menggunakan Theodolite
1.         Dirikan statif sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
2.         Pasang pesawat di atas kepala statif dengan mengikatkan landasan pesawat dan sekrup pengunci di kepala statif.
3.         Stel nivo kotak dengan cara :
a.    Putarlah sekrup A, B secara bersama-sama hingga gelembung nivo bergeser ke arah garis sekrup C dan dapat di lihat di gambar  a pada gambar 2.6
b.    Putarlah sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ke tengah. dan dapat di lihat di gambar  b pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Tiga sekrup penyama rata
4.         Setel nivo tabung dengan sekrup ungkit ( helling ).Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel (sekrup ABC), maka caranya adalah :
a.    Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup AB dan dapat di lihat di gambar  a pada gambar 2.6
b.    Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga gelembung nivo bergeser ke tengah dan dapat di lihat di gambar  a pada gambar 2.6
c.    Putarlah teropong 90° ke arah garis sekrup C dan dapat di lihat di gambar  b pada gambar 2.6
d.    Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser ke tengah-tengah.
5.         Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung dengan cara memutar teropong ke segala arah. Bila ternyata posisi gelembung nivo bergeser, maka ulangi beberapa kali lagi dengan cara yang sama seperti langkah sebelumnya. Penyetelan akan dianggap benar apabila gelembung nivo kotak dan nivo tabung dapat di tengah-tengah, meskipun teropong diputar ke segala arah.
6.         Pesawat diarahkan ke segala arah.
7.         Bacalah bak ukur dan catatlah hasil penelihatan
Cara pembacaan bak ukur : Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil yang berwarna merah dan hitam yang berada di atas warna dasar putih. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap kotak kecil panjangnya 1 cm.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar